Halaman

Selasa, 23 Oktober 2012

perawatan paska infark (IMA)


PERAWATAN PASKA INFARK MIOCARD




PENDAHULUAN
            Infark Miokard Akut ( IMA ) merupakan salah satu kegawatan kardiovaskuler yang dapat menyebabkan resiko kematian tinggi pada penderitanya. Kira – kira setengah dari kematian mereka terjadi dalam waktu 1 – 2 jam dari gejala awitan sebelum mencapai rumah sakit.
            IMA menempati peringkat pertama sebagai penyebab kematian di Amerika Serikat dilaporkan setiap tahunnya terdapat sekitar 1,5 juta pasien terkena serangan jantung. Melihat besarnya statistic morbiditas dan mortalitas yang terjadi maka banyak usaha yang dilakukan untuk kemajuan dalam mendiagnosis, penatalaksanaan dan terapi pada kegawatan kardiovaskuler ini. Dalam hal ini perawat unit kritis perlu memainkan peran utama dalam menurunkan mortalitas penyakit jantung dengan meningkatkan ketrampilan mengkaji, intervensi secara cepat dan tepat serta mengevaluasi ulang hasil intervensi.
            Pemantauan jantung secara kontinue diharapkan dapat menurunkan jumlah kematian yang disebabkan oleh disritmia jantung. Setelah serangan IMA, penderita harus dipantau baik keluhan maupun gambaran tanda – tanda vital yang terjadi. Adapun komplikasi yang terjadi dari IMA yang mampu menyebabkan kematian adalah gagal jantung Ventrikel kiri. Untuk itu ada 3 tiga faktor ( kriteria ) bagi pasien diijinkan keluar dari ruang perawatan kritis dan dirawat diruang perawatan yaitu Derajat fungsi ventrikel kiri, frekuensi denyut ventrikel premature ( PVC ) dan Iskemia spontan atau karena aktifitas. Apabila keluhan penderita dan gejala disritmia dapat diminimalkan atau hilang maka klien boleh dipindahkan diruangan dan disiapkan untuk pulang.
              Keberhasilan dari penangganan IMA ini dengan kerjasama keluarga dan klien dalam beradaptasi secara bertahap baik dari segi fisiologis jantung, psikologis social dan vocasional. Hal tersebut dapat diberikan dengan pemberian asuhan perawatan dan program rehabilitasi jantung yang komprehensif. Dengan harapan pada tujuan akhirnya klien dapat kembali ke kehidupan aktif dan produktif.



PENGERTIAN INFARK MIOKARD AKUT
            IMA didefiniskan sebagai nekrosis miocard yang disebabkan oleh oklusi arteri koroner akut dengan iskemia berkepanjangan yang pada akhirnya menimbulkan tidak adekuatnya pasokan darah yang mengakibatkan kerusakan sel dan kematian jaringan (infark) miokard (Perki, 2004)
            Terjadinya sumbatan arteri koroner pada IMA sebagian besar disebabkan oleh rupture plak ateroma pada arteri koroner yang diikuti terjadinya trombosis, vasokontriksi, reaksi inflamasi dan mikroembolisasi distal. Kadang –kadang sumbatan akut ini dapat pula disebabkan oleh spasme arteri koroner, emboli atau vaskulitis.

PATOFISIOLOGI INFARK MIOKARD AKUT
            Oklusi arteri koroner dengan iskemia yang berkepanjangan menyebabkan ketidakseimbangan antara suplay dan demand miokard sehingga mengakibatkan hipoksia miokard. Keadaan ini menyebabkan metabolisme anaerob yang mengganggu fungsi utama jantung dalam mekanis, biokimiawi, dan listrik sehingga jantung tidak mampu lagi memompa darah secara adekuat dan selanjutnya menyebabkan kerusakan sel dan kematian (infark) miokard.

Pengkajian perawatan PASKA IMA
1.      Anamnesa
Keluhan  : Nyeri dada saat aktifitas / istirahat, rasa berdebar – debar, sesak napas , keringat dingin saat mobilisasi atau takut saat mobilisasi
2.      Pemeriksaan fisik
a.       Tanda – tanda vital ( tekanan darah menurun, atau naik , keteraturan nadi dan pernapasan)
b.      Perfusi jaringan : ada tidaknya sianotik, akral dingin, pulsasi arteri, produksi urine
c.       Bunyi jantung  ada tidaknya gallop S3 / S4 dan murmur
d.      Bunyi paru tambahan : ronchi, whezing
3.      Respon psikologis
a.       Ekpresi depresi
b.      Ekpresi penolakkan, cemas atau gelisah
Selain itu juga perlu dikaji faktor resiko berdasarkan Stratifikasi risiko paska IMAyang  merupakan  pegangan untuk menentukan prognosis dan untuk memberikan terapi yang tepat. Adapun faktor  - faktor yang merupakan penanda prognosis buruk adalah :
1.      Usia lanjut ( > 65 tahun )
2.      Wanita
3.      Pernah mengalami IMA sebelumnya
4.      IMA Anterior
5.      IMA Inferior yang disertai infark ventrikel kanan
6.      DM
7.      Perubahan ECG dibanyak lead
8.      Iskemia yang menetap atau berulang yang ditandai dengan angina pasca infark atau ST depresi saat istirahat.
9.      Hipotensi
10.  Gagal jantung
11.  Fibrilasi atrium dan aritmia ventrikel yang timbul > 48 jam pasca IMA.

KOMPLIKASI PASKA IMA
  1. Aritmia (Takiaritmia atau bradiaritmia)
  2. Disfungsi ventrikel kiri
  3. Hipotensi yang disebabkan oleh kerusakan miokard yang luas,defek mekanik, infark ventrikel kanan, aritmia, hipovolemia dan obat – obatan
  4. Nyeri dada rekuren yang disebabkan oleh reinfark, iskemia atau perikarditis
  5. Syok Kardiogenik disebabkan oleh komplikasi mekanik IMA ditandai dengan tenkanan darah sistolik , 90 mmHg disertai tanda – tanda hipoperfusi ( berkeringat, produksi urine menurun dan penurunan kesadaran)
  6. Gagal Jantung
  7. Trombus ventrkel kiri dan emboli arterial
  8. trombosis vena dalam (Deep Vena Thrombosis / DVT)

KRITERIA PASIEN DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN JANTUNG
  1. Nyeri dada berkurang atau hilang
  2. Tidak timbul aritmia > 48 jam selama perawatan di ICCU
  3. Gambaran ST elevasi kembali kegaris isoelektrik atau menurunnya ST elevasi > 50 %
  4. Hemodinamik stabil
  5. Mampu mobilisasi tanpa keluhan
  6. Mampu BAB lancar tanpa mengejan

MASALAH PERAWATAN PASKA IMA DI RUANG PERAWATAN        
  1. Resiko tinggi ansietas / ketakutan (kematian, disfungsi seksual, efek gaya hidup)
  2. Kurang pengetahuan perawatan paska IMA
  3. Resiko tinggi perubahan perfusi
  4. Resiko tinggi penurunan curah jantung
  5. Perubahan rasa nyaman nyeri
  6. Intoleran aktifitas
  7. Resiko tinggi konstipasi
  8. Resiko inefektif regimen terapi
  9. Resiko trauma (perfusi otak menurun menyebabkan pusing / sinkope)

PENATALAKSANAAN
            Tugas dari tenaga medis dan para medis pada pasien paska IMA adalah mempersiapkan pasien dan keluarga untuk mencegah terjadi keluhan infark berulang selama perawatan di rumah sakit dan saat pulang.
Penanganan di Rumah Sakit
Tujuan :
1.      Menyesuaikan diri dengan perawatan jantung (average care)
2.      Mengurangi ansietas dan gangguan psikologis pasien dan keluarga
3.      Mobilisasi dini
4.      Memperkenalkan cara hidup sehat dan modifikasi faktor resiko

Tindakan perawatan
1.      Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tiap tindakan yang perlu dilakukan
2.      Membantu pasien mengungkapkan semua masalah atau ketakutan yang berhubungan dengan IM dan pengobatannya
3.      Membantu klien melakukan teknik relaksasi dan menjaga lingkungan tetap tenang
4.      Mendampingi pasien saat melakukan aktifitas bertahap tiap shift
5.      Observasi keluhan dan tanda – tanda vital sebelum, saat , dan sesudah aktifitas
6.      Waspadai respon abnormal saat aktifitas (Nadi >120x/menit, Tensi sistolik menurun atau meningkat, sesak napas, pusing, nyeri dada dan sinkope)
7.      Mengajarkan teknik menghemat energi saat aktifitas yaitu perlu istirahat sebelum dan sesudah aktifitas, hentikan aktifitas bila letih atau sesak
8.      Membantu dan mengatur cara diet seimbang yang sehat dengan makan sayur dan buah ± 800 gram/hari, minum air 8 -10 gelas / hari, mengurangi makanan yang berlemak
9.      Memberikan privasi pada pasien saat buang air besar, intruksikan pasien gunakan bel jika ada keluhan nyeri dada, sarankan tidak mengejan.
10.  Kolaborasi dalam pemberian terapi Aspirin  (ticlopidin), penyekat beta, ACE inhibitor, penurun Lipid, Antagonis kalsium dan Nitrat, Antikoagulan serta pelunak feses
11.  Sarankan pasien eliminasi secara teratur
12.  Menjelaskan pada pasien dan keluarga patofisiologi IM dan faktor resiko
13.  Menjelaskan faktor resiko IM yang dapat diubah yaitu :
a.       Obesitas dapat meningkatkan tahanan perifer dan meningkatkan kerentanan lain
b.      Merokok dapat merusak transportasi oksigen dan menyebabkan terjadinya plague pada arteri
c.       Makanan berlemak menungjang terjadinya plague arteri
d.      Natrium berlebihan dapat meningkatkan retensi garam
e.       Gaya hidup monoton dapat menyebabkan gangguan sirkulasi kolateral
f.       Alkohol merupakan vasodilator potensial yang mengakibatkan vasokontriksi sehingga meningkatkan beban jantung
g.      Hipertensi dapat meningkatkan tahanan perifer , merusak intima arteri dan menunjang arteosklerosis
h.      Kontrasepsi oral dapat mengganggu koagulasi darah, fungsi tombosis, aktifitas fibrinolisis yang mempengaruhi aktifitas endothelium.

Penyuluhan persiapan pasien pulang
Tujuan :
1.      Mempertahankan gaya hidup sehat
2.      Meyakinkan kepatuhan pasien berobat
3.      Mendidik pasien dan keluarga tentang Penyakit jantung korone
4.      Memotivasi pasien dan keluarga melakukan aktifitas secara bertahap hingga mencapai aktifitas sebelumnya.

Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan yang diberikan adalah  mengajak pasien dan keluarga untuk mengubah gaya hidup yang sehat agar tidak terjadi infark berulang. 
a.       Gaya hidup
Pasien yang pernah mengalami IM secara khusus diberikan pemahaman untuk memperbaiki kualitas hidupnya dan untuk mencegah terjadinya IM berulang dengan berhenti merokok, memilih makanan sehat, melakukan aktifitas fisik sesuai kemampuan. Menurunkan atau menghindari obesitas penting untuk pencegahan primer. Dengan perubahan gaya hidup seperti ini keperluan untuk penggunaan terapi seumur hidup dapat dihindari.
b.      Berhenti merokok
Merokok dapat merusak transportasi oksigen sedangkan pada pasien paska IM perlu sediaan oksigen yang baik. Dengan berhenti merokok dan menghindakan didi sebagai perokok pasif diharapkan dapat memelihara dan mmemenuhi kebutuhan oksigen dengan baik
c.       Melakukan pemilihan makanan sehat
Peran keluarga penting dalam tanggung jawab untuk membeli dan menyiapkan makanan. Anjuran diet yan diperlukan pasien adalah mengurangi konsusmsi lemak jenuh atau konsumsi kolesterol kurang dari 300 mg/hari, meningkatkan konsumsi sayur , gandum atau buah segar ± 800 gr/hari, mengurangi asupan kalori bila perlu menurunkan berat badan, mengurangi konsumsi garam dan alcohol bila ada tekanan darah tinggi.
d.      Meningkatkan aktifitas pasien dengan memulai rehabilitasi dini paska IM
Memberikan pemahan pada pasien dan keluarga pentingnya aktifitas fisik secara bertahap. Aktifitas yang dilakukan dapat memperlancar aliran darah sehingga tmencegah terjadinya aliran gangguan kolateral. Selain itu dengan aktifitas fisik energi terbakar sehingga membantu menurunkan berat badan dengan aktifitas pula dapat mempengaruhi tonus otot abdomen sehingga dapat merangsang peristaltik dan konstipasi dapat dihindari.


e.       Menurunkan berat badan
Obesitas dapat meningkatkan tahanan perifer dan beban jantung serta meningkatkan kerentaran faktor – faktor lain seperti infeksi. Untuk itu penting bagi pasien paska IM menurunkan berat badan dengan melakukan aktifitas fisik sehingga lemak yang ada dalam tubuh dapat berkurang sehingga menurunkan resiko terjadinya plague arteri.
f.       Mengontrol Tekanan Darah
Hipertensi menyebabkan peningkatan tahanan perifer yang merusak intima arteri dan menyebabkan arterosklerosis. Dengan mengontrol tekanan darah diharapkan dapat menurunkan resiko terjadi infark ulang.
g.      Mengontrol gula darah
Mengotrol gula darah memiliki efek positif pada penyakit mikrovaskuler diabetes dan komplikasi lainnya. Dalam hal ini derajat hiperglikemia berkaitan dengan peningkatan resiko aterosklerosis. Penderita diabetes mempunyai resiko lebih tinggi infark ulang dibanding yang nondiabetes.
h.      Terapi farmakologi
Pasien dan keluarga perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya disiplin dalam pengobatan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian. Adapun obat – obat yang perlu dikonsumsi adalah :
F Aspirin (75 - 300 mg/ hari), atau ticlopidin bila tidak dapat mentolerir aspirin
F Penyekat Beta yang dapat menurunkan resiko terjadi infark berulang
F ACE pada penderita dengan gejala gagal jantung pada saat terjadi infark akut atau disfungsi sistolik ventrikel kiri yang persisten (fraksi ejeksi < 40%)
F Antikoagulan paska Infark Miokard untuk pasien – pasien dengan resiko tromboemboli, termasuk mereka yang mengalami infark miokard luas, anurisma atau thrombus ventrikel kiri, takiaritmia paroksismal, gagal jantung kronis dan yang memiliki riwayat tromboemboli.
F Penurun Lipid. Pada pasien dengan kadar kolesterol tinggi sebaiknya diberikan golongan statin sedang pada kadar LDL normal dan LDL rendah diberikan golongan fibrat.

1 komentar:

  1. Pak saya baru saja keluar rumahsakit, dengan fonis dokter sakit jantung ami, apakah seumur hidup saya akan mengkonsumsi obat?

    BalasHapus